Jumat, 28 Agustus 2020

Kegiatan Imunisasi BCG di Wilayah Teritorial Koramil 411-15/Kalirejo

  


Majalah Saung Teritori

Babinsa Kampung Sendangrejo Koramil 411-15/Kalirejo Sertu Een Setiyono mendampingi kegiatan penyutikan imunisasi BCG terhadap 63 balita oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas  di halaman Balai Kampung Sendangrejo Kecamatan Sendang Agung Kabupaten Lamteng. Jumat (28/08/20)

Imunisasi BCG merupakan salah satu imunisasi yang wajib diberikan pada bayi. Fungsinya adalah untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) atau yang sekarang dikenal dengan sebutan TB.


BCG merupakan kepanjangan dari Bacillus Calmette-Guérin. Pemberian imunisasi BCG pada bayi di Indonesia umumnya dilakukan pada bayi yang baru lahir dan dianjurkan paling lambat diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan.

Bagi bayi yang akan diberikan imunisasi BCG setelah usia 3 bulan, harus dilakukan tes tuberkulin terlebih dulu. Tes tuberkulin (tes Mantoux) dilakukan dengan cara menyuntik protein kuman TB (antigen) pada lapisan kulit lengan atas. Kulit akan bereaksi terhadap antigen, bila sudah pernah terpapar kuman TB. Reaksi tersebut berupa benjolan merah pada kulit di area penyuntikan.


Vaksin BCG terbuat dari bakteri tuberkulosis yang telah dilemahkan dan tidak akan menyebabkan penerima vaksin menjadi sakit TB. Bakteri yang digunakan adalah Mycobacterium bovine, yang paling mirip dengan bakteri penyebab tuberkulosis pada manusia. Pemberian vaksin ini akan memicu sistem imun untuk menghasilkan sel-sel yang dapat melindungi kita dari bakteri tuberkulosis. Imunisasi BCG sangat efektif mencegah penyakit tuberkulosis, termasuk jenis yang paling berbahaya yaitu meningitis TB pada anak.

Tuberkulosis tidak hanya berisiko menyebabkan infeksi paru-paru, tapi juga dapat menyerang bagian tubuh lain seperti sendi, tulang, selaput otak (meningen), dan ginjal. Tuberkulosis sangat berbahaya dan mudah menyebar melalui cipratan air liur, lewat bersin atau batuk, yang tanpa sengaja terhirup oleh orang lain.


Meski hampir serupa dengan cara penyebaran pilek atau flu, tuberkulosis umumnya memerlukan waktu kontak lebih lama sebelum seseorang dapat tertular. Karena itu, anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TB memiliki peluang lebih tinggi untuk tertular.

Setelah mendapat imunisasi BCG, tidak perlu panik apabila muncul seperti luka melepuh di area suntikan. Tidak jarang, luka tersebut terasa sakit dan lebam selama beberapa hari.

Setelah 2-6 minggu, titik suntikan dapat membesar hingga berukuran hampir 1 cm, dan mengeras karena cairan yang berada di permukaan mengering. Kemudian, akan meninggalkan bekas luka yang kecil. Sebagian orang mungkin akan mengalami bekas luka yang lebih berat, tapi umumnya akan sembuh setelah beberapa minggu.

BCG sangat jarang menimbulkan efek samping berupa reaksi alergi anafilaktik. Tapi tetap lebih baik untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan jika timbul alergi. Untuk mewaspadai efek samping yang berbahaya, vaksinasi harus dilakukan oleh dokter atau petugas medis yang mengetahui penanganan alergi dengan tepat.


Dosis imunisasi BCG sebanyak 0,05 ml untuk bayi di bawah usia satu tahun. Umumnya penyuntikan imunisasi BCG dilakukan pada lengan bagian atas. Lengan bagian tersebut tidak boleh diberikan imunisasi lain, minimal selama tiga bulan.

Meski tergolong imunisasi wajib, ada beberapa kondisi bayi yang membuat pemberian imunisasi BCG perlu ditunda, seperti demam tinggi, infeksi kulit, HIV positif, dan belum mendapat penanganan, pengobatan kanker atau kondisi lain yang memperlemah sistem imunitas, diketahui mengalami reaksi anafilaktik terhadap imunisasi BCG dan pernah terkena tuberkulosis, atau tinggal serumah dengan penderita tuberkulosis.

Imunisasi BCG merupakan tindakan yang penting untuk melindungi kesehatan bayi. Namun, perhatikan pula kondisi bayi sebelum melakukan imunisasi. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan solusi terbaik. (DL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar