Majalah Saung Teritori
Kodim 0411/KM melaksanakan Napak Tilas mengenang sejarah berdirinya Tugu Tempuran yang berada di Kampung Tempuran Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Rabu (05/10/2022)
Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Kodim 0411/KM Letkol Inf Sihono,A.Md. dengan dihadiri oleh Kepala Staf Kodim 0411/KM Mayor Inf Bagus Setiawan,S.Sos., Pabung Lamteng Mayor Inf Agus Waluyo, para Perwira Staf dan Komandan Koramil jajaran, Danunit Intel serta Pasandi, Saksi sejarah yang masih hidup yakni mbah Demin dan mbah Dalijem, Kakesbang Lamteng diwakili Heri Hendarto,S.Sos., Kabid Wasnas Penanganan Konflik Kesbang Metro Junaidi, Camat Trimurjo diwakili Sekcam Suhaimi,S.IP.M.H., Kapolsek Trimurjo Iptu Rihamudin Nur,SH.MH dan Kakam Tempuran Selamet Widodo.
Pada kesempatan tersebut Dandim 0411/KM mengulas kembali bagaimana di titik lokasi dibangunnya Tugu Tempuran merupakan bukti sejarah terjadinya perjuangan TNI dan Rakyat dalam mempertahankan kedaulatan wilayah NKRI.
"Dimana TNI dan Rakyat pada tahun 1949 berjuang bersama dalam rangka menghadang pasukan Belanda yang ingin memasuki yang kala itu bernama Pedukuhan Endromulyo (Bedeng 12.A), Endrorejo (Bedeng 12.B) dan Endrosari (Bedeng 12.C)," ungkap Dandim.
"Dengan semboyan “MERDEKA ATAU MATI “ Rawe-rawe rantas malang-malang putung, TNI berjumlah 7 orang dibawah pimpinan Letnan Dua A. Busyah dengan wakil Peltu Suripno beranggotakan Serma Dirun, Serma Peturun, Serka Kasio, Pratu Hamid dan Pratu Minius beserta pemuda dan rakyat melakukan penghadangan dengan memasang bom di titik Tugu Tempuran," lanjutnya.
"Selain memasang bom, para pejuang membuat orang-orangan dari jerami dan diberi senjata dari kayu yang dibuat mirip untuk mengecoh pasukan Belanda agar terlihat banyak personel yang menghadang," tambah Dandim.
"Benar saja, taktik tersebut ternyata berhasil, tiga truck militer Belanda akhirnya masuk ke dalam jebakan, dua truck berhasil dihancurkan, sementara amunisi Belanda banyak dihabiskan untuk menembaki orang-orangan dari jerami, walau persenjataan TNI saat itu sangat minim namun berhasil menghancurkan Tentara Belanda, saat itu tersisa dua orang, lalu dua orang itu berhasil menyelamatkan diri pulang ke Tegineneng dan meminta bala bantuan," jelas Dandim.
"Mulai dari pukul 11.00 Wib sampai dengan pukul 16.00 Wib sebenarnya kemenangan sudah tampak, namun mengingat keterbatasan personel dan amunisi, akhirnya TNI dan Rakyat memutuskan untuk mundur dan mengungsikan warga masyarat. Dan setelah diadakan pengecekan ternyata pada saat terjadinya pertempuran, telah gugur Serma Kasio, Serda Peturun dan Pratu Hamid juga 4 orang rakyat pejuang," papar Dandim.
"Kemudian pasukan Belanda yang datang kembali akhirnya membumihanguskan pedukuhan yang kini bernama Kampung Tempuran ini," tambahnya.
"Dengan mengenang sejarah, bahwa di tempat ini pernah menjadi bukti betapa TNI dan Rakyat telah berkorban jiwa dan raga demi mempertahankan kemerdekaan NKRI maka marilah kita bersama-sama untuk merawat peninggalan sejarah ini sebagai warisan kepada generasi penerus kita," pungkasnya.
Tidak lupa Dandim 0411/KM memberikan bingkisan tali asih kepada dua saksi sejarah yang masih hidup sebagai bentuk rasa penghormatan atas gigihnya dalam memperjuangkan kedaulatan wilayah NKRI. (DL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar