Minggu, 11 Agustus 2024

Danramil 411-12/GS Sedikit Mengulas Tradisi Lapanan Ahad Kliwon

Majalah aung Teritori

Babinsa Koramil 411-12/GS Koptu Suhermanto menghadiri kegiatan Pengajian Lapanan Ahad Kliwon dalam rangka Memperingati Hari Kemerdekaan RI bertempat di halaman Masjid Nurul Iman Dusun Karang Anyar Kampung Terbangi Subing Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah. Minggu (11/08/2024) 

Pengajian yang diisi oleh Ustdz Hj. Afifah Shodik dihadiri oleh Kakam Kp. Terbangi Subing, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan jamaah pengajian.

Danramil 411-12/GS Kapten Inf Suprobo di tempat yang lain menjelaskan, bahwa warga binaannya biasa melakukan pengajian Lapanan/Selapanan sebagai salah satu tradisi yang diadopsi dari masyarakat Jawa yang saat ini masih bertahan.

"Hingga saat ini, di tengah masyarakat binaan, kerap kali lapanan/selapanan dijadikan acuan dalam kegiatan yang bersifat rutinan, termasuk dalam perihal recharge iman. Dalam sejarahnya, selapanan merupakan tradisi peringatan nepton dalam kalender Jawa yang terdiri dari lima hari yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon. Kemudian hitungan Jawa ini dikolaborasikan dengan hari Pasaran biasa mulai dari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum'at, Sabtu, dan minggu.  Hasil kolaborasi dua perhitungan jadwal hari ini akan menemukan Perhitungan yang unik karena setiap 35 hari sekali akan berulang hari yang sama. Seperti Ahad Legi, Rabu Kliwon ataupun Senin Pon yang terus berulang dalam kurun waktu 35 hari sekali," jelasnya.

Kapten Inf Suprobo menambahkan, "Pola ini akhirnya turut membentuk tatanan masyarakat dalam memperingati kegiatan-kegiatan tertentu. Bahkan di beberapa hari khusus dijadikan sebagai seremonial upgrade kualitas diri. Momen ini juga dimanfaatkan oleh kiai-kiai NU untuk mengagendakan kegiatan keagamaan.  Salah satunya yang masih eksis hingga saat ini adalah tradisi pengajian selapanan khas pesantren. Kurun waktu 35 hari sekali ini dianggap menjadi waktu yang ideal untuk melakukan forum pengajian rutin karena tidak terlalu cepat ataupun terlalu lama bagi masyarakat awam".

"Lalu apa makna dari Minggu Kliwon, masyarakat Jawa memiliki hitungan tersendiri menurut Kitab Primbon Jawa, weton Minggu Kliwon memiliki jumlah Neptu pasaran 13 yang terdiri dari Minggu bernilai ( 5 ) dan Kliwon ( 8 ). Apabila seseorang lahir pada hari tersebut maka watak yang dimiliki oleh kelahiran Ahad (Minggu) digolongkan sebagai Peredaran Matahari yakni Hatinya terang dan ikhlas dalam segala hal memiliki beragam kelebihan yang mencerminkan kepribadian yang penuh kebaikan. Mereka ibarat jalannya matahari yang terang, dengan sifat welas asih dan kepedulian terhadap sesama. Selain itu, mereka cenderung menyukai kebersihan dan tidak suka pada hal-hal kotor," pungkasnya. (DL)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar